Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng
di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian
sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup
dingin (berkisar antara 19-27 °C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki
pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus
yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang. Untuk menempuhnya, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota
Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam
(rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam
waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan.
Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.
PENGOBATAN GAGAL
GINJAL MELALUI HEMODIALISIS DAN TRANSPLANTASI GINJAL
Hemodialisis (cuci darah)
adalah sebuah terapi . Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti
darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah
satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan
penurunan fungsi gingjal, baik akut maupun kronik. Perinsip dasar dari
Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses dufusi dan ultrafiltrasi pada
ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat
dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat
pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik). Pada dasarnya
untuk dapat dilakukan Hemodialisa memerlukan alat yang disebut ginjal buatan
(dialiser), dialisat dan sirkuit darah. Selain itu juga diperlukan akses
vaskuler.
Transplantasi
ginjal adalah prosedur pembedahan yang dilakukan pada sebagian pasien
dengan penyakit ginjal. Pada
prosedur pembedahan ini, organ ginjal dari donor yang sehat akan
ditransplantasikan ke pasien yang menderita gagal ginjal. Hanya
satu ginjal yang perlu ditransplantasikan. Seseorang dapat hidup sehat meskipun
hanya satu ginjal yang berfungsi.
Kualifikasi untuk Transplantasi Ginjal
Dokter
akan mengevaluasi pasien untuk menentukan apakah dia akan menjadi calon yang
baik untuk transplantasi ginjal. Seorang
pasien harus cukup sehat untuk menjalani operasi dan mengambil obat
imunosupresif. Obat
imunosupresif akan membantu tubuh untuk tidak menolak organ donor. Obat
tersebut harus diambil selama sisa hidup pasien. Mengambil
obat imunosupresif merupakan suatu keharusan, tetapi obat tersebut memiliki
efek samping, salah satunya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Donor Ginjal
Untuk
transplantasi ginjal, ada dua jenis donor yaitu donor yang masih hidup dan
donor yang sudah meninggal. Donor
yang masih hidup biasanya berasal dari anggota keluarga atau teman dekat. Sedangkan
ginjal dari donor yang sudah meninggal berasal dari seseorang yang sudah
meninggal namun memiliki ginjal yang sehat. Untuk
ginjal yang berasal dari donor yang sudah meninggal biasanya akan ada daftar
tunggu karena lebih banyak pasien yang membutuhkan daripada ginjal yang
tersedia.
Kecocokan
Meskipun
sudah ada ginjal yang berasal dari donor baik yang masih hidup atau sudah
meninggal, namun masih diperlukan kecocokan antara pasien dan donor. Ginjal
donor harus cocok dengan jenis darah dan jaringan tubuh penerima ginjal
(pasien). Beberapa
tes dan pemeriksaan kesehatan harus dilakukan baik pada pasien maupun donor
potensial untuk menentukan apakah ginjal akan cocok atau tidak. Jika
seorang pasien ditempatkan pada daftar tunggu, informasi mengenai darah dan
jenis jaringan akan dimasukkan ke dalam file daftar tunggu tersebut.
Daftar Tunggu
Jika
pasien akan menerima ginjal dari donor yang masih hidup, operasi bisa dilakukan
setelah dinyatakan ada kecocokan. Jika
pasian membutuhkan donor yang sudah meninggal, maka dia akan dimasukkan ke
dalam daftar tunggu. Waktu
tunggu rata-rata untuk donor ginjal adalah sekitar 3 hingga 5 tahun. Ketika
organ donor tersedia, akan dipilih dari daftar pasien yang paling cocok untuk
menerima transplantasi. Transplantasi
harus dilakukan segera setelah ginjal tersedia. Petugas kesehatan akan
memanggil pasien untuk memberitahu bahwa ginjal donor sudah tersedia. Pasien
tersebut harus segera datang ke rumah sakit untuk menjalani prosedur
transplantasi setelah dia mendapatkan kabar tersebut.
Prosedur Operasi Transplantasi
Ketika
donor ginjal tersedia, dokter akan melakukan tes dan pemeriksaan untuk
memverifikasi kecocokan organ. Ketelah
kecocokan diverifikasi, pasien akan dibawa ke ruang operasi. Proses operasi
transplantasi ginjal biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 jam. Ginjal
donor akan dilekatkan pada kandung kemih dan pembuluh darah, sedangkan ginjal
miliki pasien akan tetap dibiarkan ditempatnya. Ginjal
pasien hanya akan diangkat jika terkena infeksi atau terlalu besar untuk
memungkinkan penempatan ginjal baru.
Setelah Operasi Transplantasi Ginjal
Setelah
operasi transplantasi ginjal dilakukan, pasien akan diberi obat imunosupresif
untuk mencegah penolakan organ donor oleh tubuh. Petugas
kesehatan akan mengawasi pasien untuk memastikan bahwa ginjal yang baru dapat
berfungsi dengan baik. Terkadang
pasien mungkin membutuhkan dialisis selama beberapa hari sambil menunggu ginjal
baru sembuh dan cukup kuat untuk bekerja dengan baik. Setelah
ginjal berfungsi dan bekerja dengan baik dan kondisi pasien sehat, maka pasien
diperbolehkan pulang. Beberapa pasien bisa pulang dalam waktu 5 hari setelah
operasi.
Perawatan Tindak Lanjut (Follow up Care)
Seorang
pasien yang menerima ginjal donor harus mengambil obat imunosupresif selama
sisa hidupnya. Pasien
juga harus mengunjungi dokter secara teratur untuk menjalani
pemeriksaan dan mendeteksi dini setiap masalah yang mungkin muncul. Penolakan
tubuh terhadap ginjal baru akan selalu ada, meskipun risikonya akan menurun
setelah beberapa bulan. Penolakan
atau masalah kesehatan yang dapat dideteksi seawal mungkin, semakin baik
kesempatannya untuk ditangani. Selain
perawatan tindak lanjut (follow up care), umumnya pasien dapat hidup normal
setelah menjalani transplantasi ginjal.[]
Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah proses
kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan. CKD dapat
menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2, atau di atas nilai
tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin. Adanya batu ginjal
juga dapat menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan seperti hiperoksaluria dan sistinuria.
Gejala-gejala dari
fungsi ginjal memburuk yang tidak spesifik, dan mungkin termasuk perasaan kurang sehat dan mengalami nafsu makan
berkurang. Seringkali,
penyakit ginjal kronis didiagnosis sebagai hasil dari [skrining [(obat) |
skrining]] dari orang yang dikenal berada di risiko masalah ginjal, seperti
yang dengan [hipertensi [| tekanan darah tinggi]] atau diabetes
dan mereka yang memiliki hubungan darah dengan penyakit ginjal kronis. Penyakit
ginjal kronis juga dapat diidentifikasi ketika itu mengarah ke salah satu
komplikasi yang diakui, seperti penyakit kardiovaskuler, anemia atau perikarditis
Penyakit ginjal
kronis diidentifikasi oleh tes darah untuk kreatinin.
Tingginya tingkat kreatinin menunjukkan jatuh laju filtrasi glomerulus dan sebagai akibat penurunan kemampuan ginjal
mengekskresikan produk limbah. Kadar kreatinin mungkin normal pada tahap awal
CKD, dan kondisi tersebut ditemukan jika urine (pengujian sampel urin)
menunjukkan bahwa ginjal adalah memungkinkan hilangnya [protein []] atau sel darah merah s ke dalam urin. Untuk menyelidiki penyebab kerusakan
ginjal, berbagai bentuk pencitraan
medis, tes darah dan
sering ginjal biopsi (menghapus sampel kecil jaringan ginjal) bekerja
untuk mencari tahu apakah ada sebab reversibel untuk kerusakan ginjal [3].
pedoman profesional terbaru mengklasifikasikan tingkat keparahan penyakit
ginjal kronis dalam lima tahap, dengan tahap 1 yang paling ringan dan biasanya
menyebabkan sedikit gejala dan
tahap 5 menjadi
penyakit yang parah dengan harapan hidup yang buruk jika tidak diobati .
'Stadium akhir penyakit ginjal (ESRD )',
Tahap
5 CKD juga disebutpenyakit ginjal kronis didirikan dan ini identik
dengan istilah sekarang ketinggalan jamangagal ginjal kronis (CKF) 'ataukegagalan kronis ginjal (CRF).
Tidak ada pengobatan
khusus untuk memperlambat tegas menunjukkan memburuknya penyakit ginjal kronis.
Jika ada penyebab yang mendasari untuk CKD, seperti vaskulitis, ini dapat diobati secara
langsung dengan pengobatan bertujuan untuk memperlambat kerusakan. Pada tahap
yang lebih maju, pengobatan mungkin diperlukan untuk anemia dan penyakit
tulang. CKD parah
memerlukan salah satu bentuk terapi penggantian ginjal, ini mungkin merupakan bentuk dialisis,
tetapi idealnya merupakan transplantasi
ginjal.
Penyakit Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana
fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah
atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa,
terlebih pada kaum lanjut usia.
A.
Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita
oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ
ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal
diantaranya :
Penyakit tekanan darah tinggi
(Hypertension)
Penyakit Diabetes Mellitus
(Diabetes Mellitus)
Adanya sumbatan pada saluran
kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
Kelainan autoimun, misalnya
lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker
(cancer)
Kelainan ginjal, dimana terjadi
perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney
disease)
Rusaknya sel penyaring pada
ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah
tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal
apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak
yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya
seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia,
Obat-obatan dan Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk
dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya.
Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan
kronik.
B.
Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara
akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing
sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan
Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik
antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak,
kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein,
Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah
naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
C.
Penentuan Diagnosa Gagal Ginjal
Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta
gejala yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal
maka Beliau akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan
pembesaran organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai
terjadinya kerusakan fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada
seorang ahli ginjal (Nephrologist).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium baik darah ataupun urine guna
melihat kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu
tim medis mungkin melakukan pemasangan selang kateter kedalam kantong urine
(bladder) untuk mengeluarkan urine. Bila diperlukan, Tim medis akan menyarankan
pemeriksaan pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound,
Computed tomography (CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging
(MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu
pengambilan contoh (sample) jaringan ginjal.
D. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya
kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah
untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan
penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu
melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan.
Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit
lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat
untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor
pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan
pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus
serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah
{Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan
pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
E.
Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal
Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat
melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang
dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati
dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan
apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber),
Kontrol secara periodik. Semoga artikel ini berguna bagi Anda yang membutuhkan,
Terima kasih.